Seniman dan filsuf memiliki kepekaan dan rasa yang sama dalam konteks estetika, bedanya adalah, filsuf mengejawantahkannya dalam bentuk pemikiran atau konsep berpikir, sementara seniman dalam reka olah bentuk dan visual, itulah kenapa ungkapan “seniman mampu menandai zamannya”, adalah ungkapan yang tidak berlebihan. Seniman memiliki kepekaan khusus pada wilayah rasa estetik ketika merespons sesuatu baik fenomena ataupun noumena, yang dialaminya secara empirik maupun imajinatif.
Kondisi sosial yang terjadi saat ini, dengan adanya pandemi Covid-19 ini bagi seniman selain menggugah perasaannya untuk diekspresikan dalam bentuk karya seni, namun juga menggugah empatismenya, perasaan yang menitikberatkan pada kepedulian terhadap penderitaan sesama yang terkena dampak pandemi ini. Perasaan humanisme ini pula yang menggugah Kelompok Ambari, yakni kelompok seniman asal Kota Bandung yang terbentuk di era 90an akhir, kelompok ini menggelar program Pameran Daring Amal, dengan tajuk “Harus Segera!”, pameran virtual yang memamerkan karya-karya para anggotanya dengan tujuan untuk dijual dan hasil penjualannya itu akan didonasikan seluruhnya untuk penanggulangan wabah pandemi ataupun bagi saudara-saudara yang terkena dampak pandemi ini.
Pameran ini merupakan bentuk responsibility Kelompok Ambari demi merespons dan peduli terhadap lingkungan dan sesama umat manusia. Karena konteksnya membantu sesama maka tentunya tidak boleh ada rasa pamrih, apalagi ditunda-tunda lagi, tetapi harus segera!
Ismet Zainal Effendi, Juli 2020